Ababil Dan Ke Absurd-annya

Subscribers

Artikel

26/03/2015

Diari-ku



15 Desember
     Bagaimana ya cara memulai diari ini? Aku dan adik perempuanku kehilangan orang tua kami karena kecelakaan mobil tahun lalu. Adik perempuanku mulai belajar di luar negri musim semi ini. Jadi ini pertama kalinya aku akan melewatkan musim dingin dan natal tanpa adikku. Ngomong-ngomong, adikku memberikan aku diari ini sebagai hadiah natal tahun lalu. Namun baru kali ini aku menulisnya untuk mengusir rasa kesepian karena kepergian adikku. Kurasa hanya itu yang bisa kutulis hari ini. Aku akan pergi tidur. Selamat malam adikku.

16 Desember
     Aku memegang pena, namun kesulitan untuk menulis. Bahkan jika aku mencoba menulis kenanganku bersama adikku, tangaku terasa sulit untuk kugerakkan. Aku benar-benar merindukan adikku.

17 Desember

     Aku diundang ke pesta natal bersama teman-temanku. Ah, seandainya adikku ada disiini pasti kami akan pergi ke pesta itu bersama-sama.

18 Desember

     Wajah adikku tiba-tiba muncul di benakku. "Kakak, aku baik-baik disini". ia berkata begitu. Namun aku tidak. Aku benar-benar merindukan adikku.

20 Desember

   Aku menyesal, aku tak membelikan kado untuk adikku tahun lalu. Aku tak punya uang saat itu. Aku benar-benar merindukan adikku. Aku benar-benar ingin bertemu dengannya.  

21 Desember

     Aku ingin bertemu dengan adikku. Aku akan memulai mengumpulkan uang untuk pergi ke Amerika Serikat sehabis natal nanti.

22 Desember

     Aku ingin bertemu dengan adikku.
     Aku ingin bertemu dengan adikku.
     Aku ingin bertemu dengan adikku.
     Aku ingin bertemu dengan adikku.
     Aku ingin bertemu dengan adikku.
     Aku ingin bertemu dengan adikku.

23 Desember

     Adikku menelponku! Bahkan aku menerima kiriman kado natal darinya. Benar-benar kejutan! Aku benar-benar menyayangimu, adikku!

24 Desember

     Aku sudah memutuskan akan menemui adikku! Aku bukan seorang kakak jika tidak memiliki adik! Ini akan menjadi tulisan terakhir di diariku.

25 Desember

     Selamat natal! Adikku menelpon lagi. Katanya ia sedang merayakan natal bersama teman-temannya. Ia juga mengatakan ia akan kembali ke Indonesia. Padahal aku hampir saja berangkat ke Amerika Serikat. Tapi tak apa. Aku bisa menggunakan uangnya untuk membelikan kado tahun baru untuk adikku.

27 Desember

     Aku benar-benar tak percaya ini! Berita di televisi mengatakan pesawat tujuan Indonesia yang dinaiki adikku telah jatuh dan tenggelam di laut.

Baca selengkapnya »

23/03/2015

Pulang Ngantor



     Aku pulang larut malam hari ini karena harus lembur, yah.. Meski jarak kantor dan kost-anku cukup dekat, jadi tinggal jalan kaki 10 menit saja kalau mau berangkat ke kantor, sebenarnya aku bisa aja nginap di kantor, tapi aku ngerasa ngga nyaman.

     Saat dijalan, aku terpeleset dan terjatuh dengan kepala belakang sedikit terantuk aspal, sial sekali pikirku. Aku memeriksa baik-baik di jalan, takut ada barangku yang terjatuh, dan kuraba kepalaku, tidak berdarah. Syukurlah..

     Aku sampai di kamar kost-an dan aku langsung merebahkan tubuhku ke kasur, kurasakan kasurku agak keras hari ini, Kurang nyaman bagiku. Aku berbaring menghadap ke atas, melihat ke arah lampu kamar kost-anku. Ada yang aneh!

     Lampu itu semakin membesar, dan membesar!

     Tidak!

     Lampu itu bukan membesar, tapi mendekat!

     Dan aku sadar, itu bukan lampu kamarku.
Baca selengkapnya »

22/03/2015

Dosen



     Hari ini dosenku telat karena suatu urusan yang harus dia selesaikan. Dia baru datang setelah 30 menit waktu perkuliahan. Dia memulai kuliah dan ceramah panjang lebar, aku yang kebosanan membuka internet dan browsing di forum terkenal. 

     Aku membaca berita yang menarik, anggota teroris bom yang menjadi DPO oleh densus 88. Dan aku sangat kaget, saat melihat foto dan nama dosenku terdaftar disana. Ya, dosen yang mengajar saat ini.

     Ini mengerikan, aku harus bergegas pergi dan melaporkan hal ini kepada rektorku. Aku izin keluar kelas dengan alasan ingin pergi ke toilet. Namun dia menghentikannya, dia berkata,

     "Mau kemana? Udah baca berita di internet ya? Jangan dipercaya, itu cuma isu. Lagian sebentar lagi kita selesai kok!"

     Pikiranku langsung pecah!
Baca selengkapnya »

21/03/2015

Langkah Kaki



     Beberapa hari ini aku merasa diikuti oleh seorang penguntit. Karena itu, aku selalu pulang bersama teman-temanku. Namun saat jumat malam, aku pulang terlambat dan tak ada seorangpun yang menemaniku pulang.

     Ketika aku pulang, aku merasakan ada seseorang yang sedang mengikutiku. Aku mendengarkan langkah sepatunya, aku tau bahwa dia memakai sepatu hak tinggi. Setiap kali aku berjalan, aku mendengarkan suara langkah kaki wanita itu mengikutiku. Tiap kali aku menghentikan langkahku, ia juga ikut berhenti. Samar-samar aku juga bisa mencium bau parfumnya.

     Apa yang bisa kulakukan? Aku akan membela diriku!
     Perlahan aku mengambil pisau cutter yang selalu kupersiapkan untuk berjaga-jaga. Dengan cepat aku berbalik dan menikam orang yang mengikutiku. Dengan sekejap pula aku langsung berlari untuk kabur.

     Aku menarik nafas lega saat tiba dirumah. Lalu akupun membuka pintu dan mengucapkan salam, "Aku pulang!"
     Namun tak ada jawaban.
Baca selengkapnya »

19/03/2015

Suara Tawa



     "Kak, itu siapa yang ketawa? Serem banget!"
     "Jangan takut dek, itu penunggu rumah disini, suaranya deket kan? Kalau suaranya deket, berarti dia jauh"
     "Oh gitu ya kak? Tapi tetap aja serem kak, aku bobo sama kakak aja ya"
     "Oh yaudah, kakak tidur diranjang bawah ya, kamu di atas"
     "Oke kak!"

     ...
     ...
     ...
     
     Jam 3 pagi, aku terbangun karena mendengar suara itu lagi, terasa dekat, amat dekat. Tapi, berarti dia jauh. Aku aman. Kulihat HP-ku, ada sms dari nomor tak dikenal

     "Dek, ini kakak, kakak pake nomer temen, kakak lembur ya!"

     Seketika aku merinding.


Baca selengkapnya »

18/03/2015

Bunuh Diri



     Disiang bolong ini aku sedang berjalan kaki melintasi jembatan. Terlihat sangat sepi sekali. Ditengah kesunyian, ada seorang wanita yang berada di pojok lengan jembatan sedang menangis. Secara tidak sengaja aku mendengarnya mengatakan sesuatu.

     "Semua laki-laki sama saja, mereka semua penipu."

      Mendengar perkataan itu, aku langsung memanggilnya.

     "Mbak, mau bunuh diri ya?" Aku bertanya sambil memberinya sebuah senyuman.
     "Kalau kamu berpikiran untuk mencegahku, itu tidak akan terjadi. Aku akan tetap loncat."
     "Ngapain juga saya cegah mbak loncat, saya cuma pengen nonton, ngga setiap hari ada orang yang kayak gini. Lagian, asik juga nonton orang yang buang-buang nyawa tanpa alasan."
     Dia menoleh kepadaku dan berkata, "Apa maksudmu? Aku melakukan ini karena pacarku mengkhianatiku. Aku tak bisa hidup tanpanya."
     "Coba deh mbak fikirin, dia-kan udah punya wanita lain. Misalnyapun si mbak mati juga ngga bakal ngefek apapun buat dia."
     "Tapi.. Aku sudah tak tau lagi.. Apa yang harus aku lakukan?" Dia menjawab dengan wajah yang di penuhi oleh air mata.
     
     Aku berjalan, mencoba mendekatinya dan berada di sampingnya. Lalu aku berkata
     "Menurutku.. Setiap orang selalu punya kesempatan untuk memiliki hidup baru.."
     "Kau benar, aku terlalu mudah menyerah. Aku akan lebih berusaha."

     Dia mengusap air matanya. Lalu aku cuma bisa terdiam dan menawarkan tanganku untuk membantunya berdiri. Ketika dia mengenggam tanganku, aku menariknya. Wajahnya tepat ada di depan wajahku, lalu aku menusukkan pisau yang sudah sejak lama ku pegang ke arah tenggorokannya.

     Dia mati terkapar. Ternyata semua wanita sama saja. Mereka terlalu mudah untuk di tipu.
Baca selengkapnya »

17/03/2015

Manusia



     Akhir-akhir ini aku menyadari bahwa manusia sudah menjadi seperti binatang. Mereka sudah kehilangan hati nurani mereka, bahkan mereka sudah tidak memiliki rasa malu lagi. Berkali-kali aku menonton berita tentang remaja yang mesum di tempat umum atau tentang perkelahian serta kekerasan. 

     Kalau manusia masih harus mengandalkan otot untuk menyelesaikan masalahnya, untuk apa mereka diberi pikiran? Bukankah itu yang membedakan mereka dari binatang? Ah, tapi itu tidak menjadi masalah.. Biarpun semua orang berubah menjadi binatang, aku akan tetap menjadi seorang manusia.

     Ya, aku seorang manusia.
      Karena itulah aku memburu binatang dan mengonsumsi mereka.


Baca selengkapnya »

16/03/2015

Boneka Bayi


     Sebuah perusahaan menjual boneka bayi realistis, dan di klaim sebagai boneka yang amat mirip dengan aslinya. Aku, seorang ibu muda membeli boneka bayi tersebut karena belum mempunyai anak. 
     Diawal-awal aku senang dan selalu mengajak bonekanya bermain, namun di saat aku telah memiliki anak sungguhan, sang bayi boneka tiba-tiba menangis! Menangis tanpa henti! Ada instruksi untuk menimang-nimang si boneka bayi agar diam, namun tak berhasil.

     Aku kesal karena mainan ini makin kencang saja menangisnya, akhirnya aku memutuskan untuk merusaknya, toh aku sudah punya bayi sungguhan. Lalu aku membantingnya, lalu membuka bagian kepalanya. Aku berpikir bahwa ada mekanisme tertentu yang akan membuat mainan ini rusak, dan berhenti mengeluarkan bunyi yang menganggu.
     Namun masih gagal, akhirnya kuputuskan untuk menghantam mainan itu ke tembok, dan akhirnya mainan itu rusak. Aku bisa tenang sekarang, aku bisa lebih fokus bermain dengan bayiku yang paling mungil ini.


Baca selengkapnya »

15/03/2015

Terlihat Realistis



Aku berada di sebuah stasiun, sedang duduk di bangku dan menunggu kedatangan kereta. Tak lama kemudian, ada seseorang wanita yang melihatku dan tersenyum kepadaku.


     "Bayi anda imut sekali", katanya.


Aku tertawa dan menjawab, "Ini bukan bayi, tapi tas". Lalu akupun memutar bayi itu, lalu melepaskan pakaian pada bayi itu dan menunjukkan risletting di perut bayi tersebut.


     "Wow", katanya. "Lihatlah matanya, terlihat seperti kaca. Itu tampak sangat realistis!"

     "Ya, aku tau itu", aku menjawabnya dengan senyuman.
     "Membutuhkan kerja keras untuk membuat ini. Ini juga menyita banyak waktu. Tapi itu tidak masalah bagiku, karena aku sangat benci untuk membuang benda yang sia-sia. Aku lebih suka mendaur ulang."

Kemudian ku lihat kereta berhenti, akupun berdiri dan meniki kereta tersebut. Kulihat wanita tadi sedang terdiam kaku dan melihat keretaku pergi menjauh.



Baca selengkapnya »

11/09/2014

Toilet Merah




     Kejadian ini sudah cukup lama, sekitar tahun 1996. Ngga, gue baru lahir pada saat itu. Jadi kejadian ini terjadi sekitar tahun 2010. Waktu itu masih ngehits film toy story pertama kali ya, pada tahun itu anak kecil belum tau yang namanya film GGS (Garuk-garuk sempak) atau film wanita sakaratul maut, siluman gajah menari, cantik-cantik bekicot, belalang pengantar susu, cintaku kegencet pantat kuda nil dan lain-lain.

     Waktu itu saudara gue mengadakan acara pernikahan di Jakarta, karena pada waktu itu Raditya Dika belum jadi penyanyi terkenal (bahkan sampe sekarang belum bisa nyanyi) maka yang di undang hanyalah artis-artis biasa.

     Waktu di Jakarta gue tinggal di hotel, sebut saja hotel oval. Di hotel gue cuma berdua sama adek gue, sedangkan keluarga gue ada di 2 kamar yang berbeda. Oh iya, baydewey nih ya, gue adalah salah satu orang yang bisa melihat apa yang ngga bisa manusia biasa lihat. Iya, gue bisa ngelihat celana dalam orang lain makhluk gaib. 

     Saat itu pesta berakhir larut malam, tetapi gue dan keluarga sudah kembali ke hotel sekitar pukul 08.00 PM . Sampai di hotel sekitar pukul 08.30 malam. Tanpa menonton citra fitri yang entah sudah sampai season berapa, kami pun memutuskan untuk tidur. Namun, pada saat malam itu gue ngerasain hawa di dalam kamar cukup beda dari yang sebelumnya. Bukan karena gue ngga nonton citra fitri, tapi memang feeling gue pada saat itu ngga enak. Malam itu gue ngga bisa tidur dan cukup gelisah. Geli-geli basah.

     Sepulang dari pesta, adek gue langsung tidur dengan pulas, sedangkan gue masih menonton tv.  Gue nunggu-nunggu film teletubbies dan ternyata ngga muncul, gue kecewa. Malam semakin larut, tiba-tiba gue ngerasa ada hembusan angin di sekitar gue. Perasaan gue makin ngga enak. Sekitar jam 01.00 pagi, adek gue kebangun.

     "Kenapa bangun?" Tanya gue
     "Itu suara apa sih bang? Denger ngga?"
     "Suara? Emang suara apaan? Ngga denger tuh"
     "Itu kayak ada suara keras dari kamar mandi"

     DEG!
     Seketika kamar hening. Adek gue mukanya mulai berubah kayak kuda mesum karena ketakutan. Hening. Gue dan adek gue mendengarkan seksama untuk beberapa detik.

     "DUG! DUG!"

     Anjir! Suara apa itu? Perasaan gue mengatakan ada hal yang ngga beres di dalam toilet.  Gue berpikir, semoga bukan Andhika kangen band yang lagi nangis sambil showeran karena kehilangan poninya. 

     Gue beranjak dari tempat tidur menuju toilet, gue meninggalkan adek gue yang masih memasang muka kuda mesumnya. Dengan menaiki elang, perlahan gue menuju ke toilet. Gue buka pintu kamar mandi. Perlahan gue coba meriksa kedalam kamar mandi, seketika jantung gue berdegup kencang. Jantung berdebar hebat. Akankah aku ulangi, merusak harinya. Tubuh gue mendadak berasa kaku, bulu hidung gue menari-nari sangkin takutnya. 

     Dan ternyata...
     Di dalam kamar mandi gue ngeliat sesosok wanita mengenakan celana pendek dan kaos oblong sedang membenturkan kepalanya ke tembok. Gue kaget. Upil gue ikut loncat sangkin kagetnya. Pakaian wanita itu sudah penuh dengan darah, ia terus membenturkan kepalanya ketembok hingga menghasilkan suara yang cukup keras. Ia seakan tidak perduli oleh wajahnya yang sudah hancur, dan darah yang menetes dari wajahnya.
    
     Gue ngga bisa ngomong apa-apa lagi. Saat itu gue cuma mikir 'ini orang pasti gagal move on dari mantannya, makanya dia jedotin kepalanya ke tembok'. Karena takut, dahi gue mulai berkeringat, tenggorokan gue tercekik. Gue tau apa yang gue lihat saat itu bukanlah seorang manusia, bukan juga teletubbies! Lalu dia siapa? SIAPAAAA?!

     "Ada apa?" Tanya adek gue dari tempat tidur, ia heran ngeliat gue terdiam di pintu kamar mandi.
     Ketika adek gue bertanya, tiba-tiba sesosok wanita yang ada di toilet tadi berhenti membenturkan kepalanya. Ia menoleh kearah gue, seketika gue melihat wajahnya. ASTAGA!!!! Kita saling menatap muka, mata gue dan dia bertemu. Dia cantik, tapi sayang dia setan </3

     Wanita itu perlahan mulai mendekati gue sambil menyeret tangannya. Gue mulai ketakutan, tapi muka gue ngga bakal berubah jadi kuda mesum, gue tetap ganteng dan stay cool. Jantung gue seakan berhenti, yang gue pikirkan saat itu hanyalah keselamatan adek gue. Buru-buru gue menutup pintu kamar mandi, dengan naik elang gue pun kembali ke ranjang.

     "Ngga ada apa-apa kok di kamar mandi. Cuma perasaan kamu aja, udah tidur lagi gih"
     Gue mendekati adek gue dan gue langsung mematikan tv. Sepertinya malam ini lebih baik gue tidur ketimbang ikut acara kuis di tv. Gue berharap ngga ada kejadian buruk yang terjadi malam ini. 

     Baru beberapa menit menutup mata, gue merasakan bau yang sangat menyengat. Gue cium pantat adek gue, bukan. Dia ngga kentut. Ini bukan bau kentut, bukan juga bau upil gosong. Ini bau anyir yang sangat menyengat!

     Gue memberanikan diri untuk membuka mata. Seketika jantung gue berhenti, ternyata wanita yang ada di kamar mandi sudah ada di sebelah adek gue. ASTAGA!

     Ia berdiri dengan wajah penuh darah dan tangannya yang panjang tepat di samping adek gue. Ia terus menatap adek gue, sepertinya dia tau adek gue selalu nyusahin. Pasti bapaknya tukang tahu makanya dia bisa tahu. Hmm..

     Keringat gue bercucuran, gue tau makhluk itu berniat jahat kepada adek gue.  Tubuh gue gemetaran, urat di badan gue semuanya mengencang. Adek gue masih tertidur pulas, dan gue ngga mungkin diem aja. Akhirnya dengan sedikit keberanian gue beranjak dari tempat tidur. Gue cepat-cepat menuju kamar mandi, bukan untuk main gundu. Tapi untuk mengambil air wudhu. Ketika gue kembali dari kamar mandi, makhluk itu masih berdiri di tempat yang sama. Gue segera menggelar sajadah dan bersiap-siap untuk terbang. Bukan! Gue mulai berzikir dan berdoa agar makhluk itu pergi dan ngga menganggu adek gue.

     Gue larut dengan doa, entah sudah berapa abad gue berdoa. Tetapi ketika gue menolah, makhluk itu sudah tidak ada. Alhamdulillah.. Jamaahhh... Oh jamaahhh..
     Gue lega, tapi malam itu gue putuskan untuk berdoa semalaman untuk berjaga-jaga kalau makhluk tadi kembali lagi. 

     Paginya adek gue membangunkan gue, gue tidur pulas di atas sajadah. Ia menanyakan kenapa gue bisa tertidur di sajadah, tetapi gue memutuskan untuk tidak memberitahu adek gue. Soalnya dia ngga suka tahu, dia suka tempe. Gue lalu menghubungi 14045 mesen martabak. Bukan! Gue meghubungi saudara yang ada di kamar lain untuk pindah dari hotel. Siang itu kami memutuskan untuk check-out. Setelah beres mengepak barang, kami pergi.

     Sebelum menutup pintu kamar hotel, gue sempat ngeliat wanita itu duduk diatas tempat tidur. Entah sedang galau mengingat mantannya atau dia galau karena ngompol di celana. Btw gue ngga percaya kuntilanak bisa ngompol, gue percaya mereka pake popok kok. 

     Ia menatap gue tajam saat gue menutup pintu. Mata kita bertemu lagi. Mungkin kah ini cinta pada pandangan pertama? Ntahlah. Akhirnya dengan berat hati gue meninggalkan hotel itu dan gue berjanji ngga akan kembali menginap di hotel itu lagi.



SEKIAN!

    
    
Baca selengkapnya »
Powered by Blogger.

Gallery