Sumber Foto : Google
Seiring berkembangnya zaman, sosial media akan terus ikut berkembang dengan perkembangan zaman. Lama-kelamaan sosial media berkembang semakin besar, besar, dan besar.
Kita hidup di era globalisasi, menurut wikipedia globalisasi adalah,
"keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit."
Gue ngutip dari wikipedia karena gue ngga ngerti artinya apa itu globalisasi, berhubung gue anak IPA, jadi maklum kalau gue ngga ngerti arti globalisasi. Sedangkan di kelas nilai bahasa inggris gue aja remedi, gimana mau ngerti globalisasi? Yang jelas ini ngga nyambung banget!
Oke, kita balik lagi ke sosial media. Pada zaman sekarang, sosial media dapat kita temukan dengan mudah. Contohnya Facebook atau Twitter. Sebelum kedua sosial media ini muncul, ada juga yang namanya Friendster.
Friendster adalah sosial media yang bikin gue jadi kenal apa itu "Internet". Gue kenal friendster ngga sengaja, waktu itu gue lagi jalan bareng temen gue. Tiba-tiba gue ngga sengaja nabrak seorang cewek yang memakai baju sekolah. Rambutnya panjang, lumayan tinggi, dan mukanya bisa di bilang imut.
Sebagai seorang cowok, naluri cowok gue langsung timbul. Gue langsusng liat
Cukup! CUKUP! Itu semua ngga ada yang jelas.
Balik ke topik awal. Waktu gue kelas 1 SMP, friendster saat itu lagi "keren-kerennya". Di friendster itu kita bisa nyari apa aja, bisa nyari temen sekelas, temen yang ngga kita kenal, sampe nyari
Seiring berkembangnya zaman, nama "friendster" semakin pudar. Bisa di bilang pada saat itu friendster sudah tidak jaya lagi. Setelah kematian friendster, munculah sosial media yang bernama "facebook".
Facebook menyediakan tampilan yang sederhana dari pada friendster. Selain itu, friendster juga melahirkan BANYAK sekali ANAK ALAY. Iya, ANAK ALAY *Sengaja diulang biar keren*
Gue ngga ngerti kenapa faceboook bisa melahirkan anak alay. Gue ngga tau siapa suaminya si facebook. Apa mungkin suaminya itu an*dika ka*ngen ba*nd? Atau mungkin suaminya si facebook itu adalah seorang guru kimia?
Kenapa gue bilang guru kimia? Coba elu liat deh nama-nama akun alay yang ada di facebook. Contohnya,
"Ak0H Ch4aYanK Di4"
"RoFi * MiSh43l"
Sebagai anak IPA gue malu!
Kenapa unsur-unsur kimia bisa masuk ke facebook? Disekolah aja gue ngga ngerti kimia, gimana lagi kalau di facebook? Apa mereka yang "alay" tadi terkena cairan kimia yang berbahaya dan mematikan makanya bisa pinter kimia ya?
Bayangin deh, lo lagi ngomentarin foto seseorang pake bahasa kimia.
"Wah, itu H2O-nya rasa jeruk ya? Bagi dong.."
"Mobil kamu FeCL-nya buatan mana? Kuat ngga?"
Binggung ngga? Gue aja binggung, apa lagi elu.
Bersyukur gue ngga ngerti kimia, mungkin kalau gue jago kimia, nama facebook gue juga bakal berubah kayak contoh tadi. Gue juga ngga pernah mau masukin unsur kimia kedalam nama gue. Bisa aja gue salah masukin unsur kimia, terus tiba-tiba facebook gue meledak gara-gara salah campurin unsur.
Gue hidup di facebook cukup lama. Mulai dari kelas 2 SMP sampe sekarang. Tapi sekarang gue udah jarang main facebook lagi. Kadang gue buka facebook cuma seminggu sekali atau dua minggu sekali. Paling lama sebulan sekali lah.
Waktu gue vakum facebook selama beberapa bulan, gue kaget. Pas gue liat ternyata di "Beranda" gue udah ada gelandangan tidur. Di timeline facebook gue udah penuh sama sarang laba-laba. Tapi alhamdullilah sekarang gue lumayan sering ngebersihin "Home" facebook gue. Gue harap ngga bakal ada lagi gelandangan yang tidur di beranda facebook gue. Amin.
Lama-kelamaan nama facebook juga semakin pudar. Memasuki zaman sekarang, para ABG labil harus WAJIB punya twitter. Tampilan twitter lebih sederhana lagi dari facebook. Kalau difacebook menyediakan fasilitas chatting, games, upload foto sampe ratusan. Kalau di twitter itu semua ngga ada.
Twitter bisa diibaratkan kayak "Diary Online". Diary yang bisa kita update setiap saat. Ngga cuma ABG doang, orang dewasa juga punya twitter. Bukan cuma rakyat biasa, presiden kita juga punya twitter. Bukan cuma anak SD, nenek gue juga punya twitter (Ini serius!)
Orang-orang menganggap twitter itu sebagai jadwal kegiatan dia selama sehari-hari. Coba liat deh twitter yang update tiap detik.
"Baru buka mati nih, masih ngatuk. Hoamm *ngucek-ngucek mata*"
"Lagi buka pintu kamar mandi. Persiapan mau mandi ~"
"Lagi ngambil gosok gigi"
"Lagi olesin odol ke sikat gigi"
"Lagi bersihin gigi geraham bagian kanan, duh ngilu"
Ya itulah sebagian contohnya. Selain ngejadiin kegiatan sehari-hari, ada juga orang yang menganggap twitter itu sebagai percakapan dia sehari-hari. Contoh,
"Lu lagi ngapain? @CibiDutZZ"
"Gue lagi ngeliatin orang bego, sebelahan aja pake mentionan RT @ChiBiChIbiHakHak"
"Lo nyindir gue? Ha? Ngajak ribut lo?! RT @CibiDutZZ"
Lalu mereka saling bacok.
Buat apaan coba mentionan kalau orang yang lo mention itu ada disebelah lo? Buat ngeramein TL? Buat nyampah di TL? Atau biar jumlah "tweet" lo jadi banyak gitu?
Selain itu ada lagi yang menganggap twitter itu tempat muter MP3. Contoh,
"NP > Keong Keracunan - Trio Macam"
"NP > Burung Kakak Panjang - Saykoji"
Ngga cukup sampe disitu doang. Selain promosiin lagu, ada juga yang jadiin twitter sebagai tempat dia mencurahkan emosi yang di alaminya selama sehari penuh. Ada yang jadiin twitter itu sebagai tempat dia memotivasi orang. Dan ada juga yang jadiin twitter sebagai tempat curhat waktu dia galau. Contoh,
"Cinta yang di mulai dengan api semangat yang membakar, sering kali berakhir dingin dan beku."
"Demi mengenang mantan yang telah move on mendahului kita, marilah kita mengheningkan cinta. Mulai!"
"Dulu aku memfollow hati mu, terus kamu follback aku. tapi sekarang kamu unfollow aku dan kau memblok nya."
Di twitter itu kita bisa mendapatkan informasi secara cepat dan gratis, kita juga bisa meluapkan emosi kita yang ngga terlampiaskan, selain itu kita juga bisa ngisi waktu kosong kita dengan membaca twit-twit aneh dari akun-akun aneh.
Intinya gunakan sosial media sesuai prosedurnya lah. Jangan memasukkan hal negatif ke sosial media. Kita ngga tau umur berapa aja yang pakai sosial media, makanya jangan asal ngeshare hal negatif. Mungkin aja guru/dosen kamu baca twit kamu yang negatif. Nah loh!
Twit kamu itu melambangkan jati diri lu semua. Kalau elo suka ngetwit kasar, ya berarti elo itu orangnya kasar. Tapi belum tentu juga, banyak orang-orang yang pake topeng. Suka ngetwit yang islami, eh ngga taunya cuma modus doang supaya orang-orang ngira dia itu alim.
Anggap ajalah twitter itu sebagai tempat kita bersilaturahmi sama orang-orang yang jauh. Tempat berbagi ilmu dan informasi. Pokoknya yang wajar-wajar aja deh.
Semua itu tergantung bagaimana kita menyikapinya aja, persepsi orang beda-beda. Nggak usah terlalu dipikir, nggak suka ya jangan di follow atau di add friends.. Gue sih gitu :))
ReplyDelete@Fadhli : Iya, gue cuma nge-share apa yang ada disekitar gue kok. Mudah-mudahan aja ada yang baca ini terus mata hatinya jadi kebuka =))
ReplyDeleteIni udah bulan keenam tahun 2013 tapi masih aja ada yang bahas ALAY? ALLAHUAKBAR!
ReplyDeleteSIKAAAAT JUN! SIKAAAAAT! wkwkwk :p
Delete@Junipan : Kalau "manusia alay" udah punah, ngga mungkin lagi bakal di bahas ~
ReplyDelete